Tidak asing lagi di teling bagi muslim yang ampu secara finansial, niat dan tenaga dipanggil haji setelah pulang melaksanakan salah satu rukun islam yaitu naik haji. Datang kesana bukan sembarang datang melainkan melaksanakan salah satu amalan terbesar ummat Islam yang mana gelar haji itu disematkan sebagai penghormatan untuk saat ini, akan tetapi adakah dari kalian yang mungkin masih bertanya - tanya apakah lantaran karna pergi haji langsung mendapat gelr haji? lalu dari mana asal mula sebutan itu? penasaran?
gelar haji disematkan umumnya sebagai penhormatan dan letaknya berada di depan setelah nama seseorang berbunyi secara singkat "H" untuk pria dan "Hj" untuk wanita. dalam kemasyarakatan hal ini lumrah melihat seseorang yang pergi haji biasanya seorang yang menjadi panutan dan dianggap tauladan/contoh baik dalam segi agama kerohanian sesuai karakter Islam bagi masyarakat sekitar.
Tahukah kamu? sejarah gelar haji disematkan untuk orang - orang yang pulang ke kampung halamanya setelah melaksanakan haji itu ternyata tidak sekedar sebutan tanpa makna biasa, dan ternyata ada sejarahnya sebutan haji itu lahir dan faktanya hanya ada di Indonesia, makin penasaran? silahkan simak pembahasan saya hari ini.
Dalam konteks histories Hindia Belanda gelar haji disematkan kepada mereka (muslim) yang telah pergi berhaji. sebutan ini digunakan pemerintah Kristen Hindia Belanda pada waktu silam sebagai penanda seorang muslim yang pergi berhaji dan pulang ke kampung halamanya unutk mengidentifikasi mereka yang mencoba memberontak, sepulang dari tanah suci.
ini menjadi perhatian yang sangat penting bagi kepemerintahan saat itu, karna ketakutanya kepada Islam menjadikan mereka sangat protektif kepada jamah haji, lantaran ketakutanya ketika pulang dari tanah suci mereka mendapatkan keberanian dan bekal pengetahuan untuk berdakwah di kampung halamanya. dan ternyata dalam koknteks mereka yaitu saat penjajahan kepemerintahan Belanda mereka adalah ancaman yang seperti saya jelaskan alasanya.
lalu munculah ide untuk menyematkan mereka jamaah haji yang sepulang dari tanah suci Mekah, karna kebanyakan mereka yang pulang dari tanah suci bangkit ghirahnya untuk membela penindasan yang ada perjuangan yang penjajah waktu itu sebut sebagai pemberontakan adalah bentuk pemutarbalikan opini, setelah itu munculah kata Haji untuk memudahkan ereka mengawasi dan mengidentifikasi ummat Islam.
mereka dituding anti kolonialisme yaitu prinsip negara yang mereka terapkan, dengan menyudutkan bentuk secara fisik seperti pakaian yang mereka gembar gemborkan itu pakaian Arab yang disebut ooleh VOC sebagai "kostum Mushammad (Mohammedan) dan serban. kebijakan tersebut yaitu penyematan Haji dilaarbelakangi karna adanya gelombang propagganda Anti-VOC pada tahun 1670-an di Banten.
Ketika banyak dari masyarakat mulai meninggalkan pakaian adat jawa (kemben) kemudian menggantiny dengan Gamis yang lebih tertutup, juga terjadi pemberontakan (baca perjuangan) Pangeran Diponegoro, dan Imam Bonjol yang mereka lakukan sepulang dari tanah suci. Pemerintah Belanda akhirnya melkukan kompromi dengna memunculkan kebijakan sebagai langkah mempertahankan kerajaanya itu dan menjalankan kebijakan - kebijakan khhusus.
kebijakan - kebijakan khusus itu mencakup semua permasalahan - permasalahan Islam di Bumi Nusantara. ketentuan ini diatur yang kemudian lahirlah sebuah peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad pada tahun 1903. setelahnya pada tahun 1911 mereka mengkarantina para jamah yang hendak pergi berHaji maupun mereka yang mpulang dari haji di pulau Cipir dan pulau Onrust, hasil dari keijakan pemerintah tidak memberikan ruang bagi ummat Muslim karna ancamanya bagi kepemerintahanya.
karna bisa jadi jika masyarakat terpengaruhi jamaah haji yang paham akan jati dirinya sebagai seorang muslim bisa - bisa mereka mampu melihat keburukan yang ada dibalik kebijakan - kebijakan penjajahan Belanda waktu itu. setelah mereka mengkarantina mereka juga tetap mencatat segala identitas secara detil. begitu terjadi pemberontakan di suatu tempat maka pemerintah Hindia Belanda akan mudah menangkapnya, karna adanya gelar Haji.
.....
sebagai seorang muslim dan sebagai saudara se iman, saya hanya ingin mengatakan bahwa jati diri kita adalah cara seseorang menghormati kita.. jika keyakinan kita terhadapa apa yang kita yakini makan apapun yang terjadi in sya Allah tidak akan menggoyahkan ke imanan kita. lalu bagaimana caranya agar keimanan kita kuat dan jati diri kita tidak goyah?
1. tidak melakukan kebiasaan yang umumnya tidak dilakukan seorang muslim.
2. meyakini bahwa la ilaha ilallah muhammadun rasulullah cukup pegang kuat -kuat
3. mencintai apa yang kita yakini.
4. memantapkan keyakinan dan kepercayaan kita terhadap Islam dengan belajar, dan.
5. tidak melanggar syariah Islam dan mengkonsumsi yang haram (makanan maupun barang).
....
itu sahja yang bisa kita bahas bersama, semoga kelak kita semua dikumpulkan di surgaNya bersama orang – orang yang berharga dan kita cintai, amin.
gelar haji disematkan umumnya sebagai penhormatan dan letaknya berada di depan setelah nama seseorang berbunyi secara singkat "H" untuk pria dan "Hj" untuk wanita. dalam kemasyarakatan hal ini lumrah melihat seseorang yang pergi haji biasanya seorang yang menjadi panutan dan dianggap tauladan/contoh baik dalam segi agama kerohanian sesuai karakter Islam bagi masyarakat sekitar.
Tahukah kamu? sejarah gelar haji disematkan untuk orang - orang yang pulang ke kampung halamanya setelah melaksanakan haji itu ternyata tidak sekedar sebutan tanpa makna biasa, dan ternyata ada sejarahnya sebutan haji itu lahir dan faktanya hanya ada di Indonesia, makin penasaran? silahkan simak pembahasan saya hari ini.
Dalam konteks histories Hindia Belanda gelar haji disematkan kepada mereka (muslim) yang telah pergi berhaji. sebutan ini digunakan pemerintah Kristen Hindia Belanda pada waktu silam sebagai penanda seorang muslim yang pergi berhaji dan pulang ke kampung halamanya unutk mengidentifikasi mereka yang mencoba memberontak, sepulang dari tanah suci.
ini menjadi perhatian yang sangat penting bagi kepemerintahan saat itu, karna ketakutanya kepada Islam menjadikan mereka sangat protektif kepada jamah haji, lantaran ketakutanya ketika pulang dari tanah suci mereka mendapatkan keberanian dan bekal pengetahuan untuk berdakwah di kampung halamanya. dan ternyata dalam koknteks mereka yaitu saat penjajahan kepemerintahan Belanda mereka adalah ancaman yang seperti saya jelaskan alasanya.
lalu munculah ide untuk menyematkan mereka jamaah haji yang sepulang dari tanah suci Mekah, karna kebanyakan mereka yang pulang dari tanah suci bangkit ghirahnya untuk membela penindasan yang ada perjuangan yang penjajah waktu itu sebut sebagai pemberontakan adalah bentuk pemutarbalikan opini, setelah itu munculah kata Haji untuk memudahkan ereka mengawasi dan mengidentifikasi ummat Islam.
mereka dituding anti kolonialisme yaitu prinsip negara yang mereka terapkan, dengan menyudutkan bentuk secara fisik seperti pakaian yang mereka gembar gemborkan itu pakaian Arab yang disebut ooleh VOC sebagai "kostum Mushammad (Mohammedan) dan serban. kebijakan tersebut yaitu penyematan Haji dilaarbelakangi karna adanya gelombang propagganda Anti-VOC pada tahun 1670-an di Banten.
Ketika banyak dari masyarakat mulai meninggalkan pakaian adat jawa (kemben) kemudian menggantiny dengan Gamis yang lebih tertutup, juga terjadi pemberontakan (baca perjuangan) Pangeran Diponegoro, dan Imam Bonjol yang mereka lakukan sepulang dari tanah suci. Pemerintah Belanda akhirnya melkukan kompromi dengna memunculkan kebijakan sebagai langkah mempertahankan kerajaanya itu dan menjalankan kebijakan - kebijakan khhusus.
kebijakan - kebijakan khusus itu mencakup semua permasalahan - permasalahan Islam di Bumi Nusantara. ketentuan ini diatur yang kemudian lahirlah sebuah peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad pada tahun 1903. setelahnya pada tahun 1911 mereka mengkarantina para jamah yang hendak pergi berHaji maupun mereka yang mpulang dari haji di pulau Cipir dan pulau Onrust, hasil dari keijakan pemerintah tidak memberikan ruang bagi ummat Muslim karna ancamanya bagi kepemerintahanya.
karna bisa jadi jika masyarakat terpengaruhi jamaah haji yang paham akan jati dirinya sebagai seorang muslim bisa - bisa mereka mampu melihat keburukan yang ada dibalik kebijakan - kebijakan penjajahan Belanda waktu itu. setelah mereka mengkarantina mereka juga tetap mencatat segala identitas secara detil. begitu terjadi pemberontakan di suatu tempat maka pemerintah Hindia Belanda akan mudah menangkapnya, karna adanya gelar Haji.
.....
sebagai seorang muslim dan sebagai saudara se iman, saya hanya ingin mengatakan bahwa jati diri kita adalah cara seseorang menghormati kita.. jika keyakinan kita terhadapa apa yang kita yakini makan apapun yang terjadi in sya Allah tidak akan menggoyahkan ke imanan kita. lalu bagaimana caranya agar keimanan kita kuat dan jati diri kita tidak goyah?
1. tidak melakukan kebiasaan yang umumnya tidak dilakukan seorang muslim.
2. meyakini bahwa la ilaha ilallah muhammadun rasulullah cukup pegang kuat -kuat
3. mencintai apa yang kita yakini.
4. memantapkan keyakinan dan kepercayaan kita terhadap Islam dengan belajar, dan.
5. tidak melanggar syariah Islam dan mengkonsumsi yang haram (makanan maupun barang).
....
itu sahja yang bisa kita bahas bersama, semoga kelak kita semua dikumpulkan di surgaNya bersama orang – orang yang berharga dan kita cintai, amin.
Comments
Post a Comment
Kalau mau Koment jangan lupa cuci tangan, trimakasih :v