Al Mawasili penemu jarum hypodemik yang digunakan untuk oprasi mata katarak

Dunia kedokteran saat ini semakin lama semakin maju dan memberikan pelayanan yang semakin baik, dari segi pelayanan jasa dokter - dokter yang memiliki banyak bekal pengetahuan mampu melayani pasienya dengan baik, begitu juga staf -staf rumah sakit yang ramah dan selalu terbuka bagi siapa saja pasien maupun keluarga pasien yang hendak mencari informasi.

alat alat medis menjadi salah satu barang wajib ada di semua rumah sakit terkhusus bagian - bagian terntentu seperti ruang bedah, ruang rawat, ruang check up, IGD, UGD dan lain - lain. jadi setiap alat - alat medis benar - benar sangat membantu dokter untuk memaksimalkan kemampuanya di bidang yang ia geluti dan tentunya dengan alat medis yang mereka kuasai.

perlu kita ketahui bahwa rumah sakit, dokter dan staf tentunya membutuhkan semua alat -alat itu dan sebuah pertolongan terjadi tanpa adanya alat - alat pendamping yaitu alat medis. seperti contohnya oprasi dan perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis tanpa bantuan dari alat - alat medis yang steril dan semakin lama semakin banyak fariasinya dan kualitasnya semakin mendunia dan tentunya semua itu berawal dari sebuah penemuan.

sebuah penemuan pasti memiliki seorang penemu tentunya, seperti halnya alat - alat medis yang selalu bersama mendampingi dokter, suster, perawat, bidan dan semua yang bergelut dan mengabdikan diri untuk melayani masyarakat sampai sehat. semua alat medis tersebut merupakan hasil dari penemuan dan kemudian dikembangkan oleh banyak inovator - inovator yang memang berada di bidangnya.

dibalik semua alat itu ada seorang berjasa dimana penemuanya banyak memberikan kontribusi, mendampingi dokter - dokter memberikan perawatan medis terbaik, dalam pembahasan kali ini saya akan membahas seorang yang berjasa yang menciptakan sebuah alat bedah dan buku yang menjadi rujukan kedokteran pada masa lampau, yaitu sebuah benda yang sering digunakan untuk membedah pasien yang memiliki masalah pada penyakit mata katarak yang dikenal dengan jarum hypodermik. siapakah dia?



seorang yang berasal dari Mosul negara Irak yang hidup sekitar 1010 M yang bernama Ammar ibn Ali Al Mawsili. kemampuanya yang hebat tidak diragukan lagi dalam penagangnya pada masalah mata, beliau adalah seorang Dotkter muslim yang khusus menangani keluhan mata seperti halnya katarak. dia juga menulis sebuah buku Kitab yang berjudul  al-Muntakhab fi 'ilaj al-'ayn (Buku Pilihan Pengobatan Penyakit Mata).

Buku ini membahas anatomi, patologi dan menggambarkan enam riwayat kasus ooprasi katarak dan kasus neutiris optik, Hirschberg menuliskan bahwa Ammar adalah 'ahli bedah mata paling pintar dari keseluruhan literatur Arab' pengakuan akan kekagumanya itu bukan hal yang biasa melihat kemampuan Ammar dalam menangani banyak oprasi mata. Ammar pernah mendiskusikan beberapa penyakit mata dalam sebuah karyanya sekita 1500 kata (salah satu karya tetpendek dari jenisnya).


Manuskrip karyanya itu dapat ditemukan perpustakanan Escorial dekat dengan kota Madrid (Spanyol). Meski lebih pendek dai karya - karyanya yang lain, bukku ini berisi banyak ucapan dan pengamatan dari hasil analisa Amma terhadap banyak kasus dan lebih orisinil. sampai abad ke-20, karya Ammar hanya tersedia dalam bahasa Arab dan terjemahanya bahasa Ibrani yang dibuat oleh Nathan orang Yahudi di abad ke - 13. Karya ini diterjemahkan ke bahasa Jerman oleh Profesor Julius Hirschberg pada tahun 1905.


mengagumkan kan? seperti yang saya katakan bahwa beliau adalah penemu alat bedah jarum Hypodermik Ammar juga tentu menjadi penemu operasi katarak dengan cara isap, menggunakan jarum berongga halus yang disisipkan melalui limbus (korenea bergabung dengan konjungtiva) dan jarum itu disebut jarum Hypodemik dan menjadi oprasi terbaik pada masanya.

dan sampai sekarang teknik dan jenis oprasi ini masih dilakukan dan diterapkan banyak dokter bedah mata. namun ada jenis oprasi dengan nama "couching" yaitu perpindahan lensa dengan kekerasan, berasal dari zaman Babilonia yang tekniknya berbeda dari teknik Ammar dan terkenla memiliki komplikasi dan risiko yang besar.

Sepanjang karyanya sebagai ahli bedah dan peneliti, tidak pernah lupa bahwa pertama dan utama adalah asal mulanya hidup di dunia dan keyakinanya sebagai seorang muslim, yang selanjutnya ia adalah ilmuan muslim. hal ini terlihat dari sikap welas asihnya terhadap  pasienya. dalam petualanganya bergelut di bidang medis kedokteran mata dan peneliti dia memenuhi tugasnya yaitu beribadah. mengunjungi Madinah dan melakukan ibadah haji di Makkah.
(dilansir dari muslimheritage.com)
..
tentunya masih banyak lagi sejarah - sejarah penemuan yang hebat berasal dari tangan - tangan hebat penemu Muslim, karya - karya mereka pada masa Golden Age merupakan fakta bahwa Islam berkembang pesat dari segi ke ilmuan dan kecerdasan. tidak hanya menemukan sebuah inovasi mereka juga menjadi rujukan pengembang - pengembnag dunia. namun disayangkan bahwa sejarah mereka ditenggelamkan dan tidak dimunculkan sehingga banyak dari kita tidak mengetahui ini.
mari belajar dan mencari tau fakta - fakta menarik lainya tentang Islam yang mendunia dengan terus belajar, membaca dan mendengar dari seseoranga yang tau tentang sejarah Islam.



Comments